MORSE #Day1

Sejak aku bangun tadi pagi, aku masih nggak percaya kalau sekarang sudah hari Kamis (lagi). Waktu cepat sekali berlalu, rasanya baru Kamis kemarin bangun tidur siap - siap mau berangkat kemah, sekarang kok sudah beda lagi aktivitasnya. Hmmmmm

Okey kali ini aku akan membahas pengalaman kami ikut Kemsa Morse selama 4 hari. Akan aku bahas day per day ya.

Hari pertama: Kamis, 08 Februari 2018

Kami berangkat dari sekolah sekitar pukul 08.30 wib, dengan menaiki kendaraan bus sekolah ABM, kami menikmati perjalanan menuju bumi perkemahan. Kami tidak buru - buru karena hari Rabunya kami sudah mendirikan tenda. Ketika sampai di bumi perkemahan, semuanya bergotong royong  melangsir barang - barang ke tenda. Ohiya, Kemsa Morse ini satuan terpisah, jadi rempong banget la untuk masalah bekakas.

Setelah tenda dapur, pagar, rak piring, tiang jemuran sudah berdiri dengan rapi dan kokoh, tepat pukul 11.18 wib kami semuanya istirahat dan makan bekal masing - masing. Ugh, salah satu  momen kemah yang seru yaitu pas tukar - tukaran lauk pauk, rasanya akrab gimanaaa gitu. Dari dulu momen ini selalu menjadi momen favorit saya.

Lalu setelahnya, di tenda putri usai makan siang terjadi drama. Alah pusing nyeritainnya, pokoknya disitu aku emosi banget tapi ya harus sabar karena baru hari pertama. Lanjut, pukul 12.37 wib kami ramai - ramai sholat dzuhur di mushola, usai sholat aku kaget melihat salah satu pohon besar dikikis - kikis anakku pakai parang, kurang kerjaan kali memang, trus kaget lagi ternyata Pinru Putrinya merajuk sampai pulang ke rumah disebabkan katanya sakit hati sama anggotanya tanpa permisi samaku. Aku disitu rasanya pengen teriak marah, merasa tidak dihargai, plus heran aja ini aku kayak bawa anak SD udah, padahal udah kelas IX lo masak nggak bisa profesional, emosi rasanya kalau mengingat hari itu.

Aku membujuk Pinru Putri untuk kembali ke bumper melalui saluran telepon. Aku menelepon orangtuanya agar membujuk si anak untuk kembali ke bumi perkemahan sekaligus menceritakan kronologi kenapa dia bisa sampai pulang. Aku juga mengutus teman baiknya untuk menjemput ke rumahnya. Sekitar 29 menit aku berbicara melalui telepon sampai dapat kepastian, iya, si anak ini pulang. Soalnya kalau si anak tidak pulang, semuanya berantakan. Dia danton LKBB, pentolan Pionering, dan ya nggak mungkin juga ku biarkan pulang gitu aja, nanti dia akan menyesal. Namanya masih bocah egonya masih tinggi - tingginya, terpaksa awak yang harus merendahkan diri demi kepentingan bersama.

Lalu pukul 14.24 wib para pembina beserta Panitia melaksanakan Technical Meeting di Lapangan Futsal. Jadwal yang sudah disebar kemarin dibahas lagi untuk mendapat kesepakatan bersama. Lalu pada siang itu juga dilakukan pencabutan nomor punggung peserta atau yang biasa disebut NPP. Alhamdulillah kami mendapat nomor urut 5 dari 17 peserta Penggalang. Terlalu dekat tapi ya gapapa la. Hasil TM siang itu adalah, upacara pembukaan dilaksanakan pukul 18.00 wib agar adik - adik tidak kepanasan, lalu usai TM, perlombaan yang main adalah Pionering Putra Penggalang dan Penegak. Dilanjut malamnya Pensi Penggalang SD dan SMP. Semua pembina sepakat, TM dibubarkan, dan kami pun siap - siap memberitahukan informasi ini ke adik - adik.

Tim Pionering Putra dari Spendukara sudah mempersiapkan diri mereka. Menghitung stok sesuai juknis, membawa tali, pisau dan perlengkapan lain. Siang itu piket di tenda dapur sudah berjalan. Sudah mulai masak untuk makan malam, sudah mulai mengangkat air untuk mencuci piring. Pinru Putri sudah dijemput dan dikabarkan sudah dalam perjalanan. Sore itu aku santai menonton anak - anakku lomba Pionering. 
saat masih siap - siap
saat lomba
pemain
penonton
Dan akhirnya pada pukul 04.38 wib Pioneringnya jadi...
jadi
Saat dewan juri menilai, ada momen yang buat deg - deg kan, yaitu saat anak - anakku disuruh menaiki Menara Pandang yang sudah mereka buat. Karena awalnya aku nyuruh mereka naik dengan memijak tangga yang kecil - kecil itu mereka nggak mau katanya nanti patah. Tetapi dewan juri menyuruh mereka naik dengan melalui tangga - tangga kecil yang mereka buat itu, ruasanya jantungan rek, nek putus piyeeeee ? Aku pun langsung mengabadikan momen ketika Siddik mulai menaiki tangga (videonya ada di fb), ketika Siddik berhasil sampai atas kami semua tepuk tangan, huuuuuuuuuuuuuuuuuu *prok prok prok* bangga dan terharu. Setelah itu mereka ditanya - tanya dewan juri lalu Pioneringnya disuruh bawa keluar lapangan lomba dan disuruh di buka. Ya sebelum dibuka wajib foto - foto dulu la ya, hehehe
Me with Tim Pionering Putra Spendukara
Usai lomba Pionering Putra, aku bertemu Pinru Putri kami yang sudah balik ke bumi perkemahan. Ku salam dia lalu kuucapkan selamat bergabung kembali. Aku balik ke tenda sendiri guna memastikan makanan untuk makan malam sudah selesai. Di dapur hanya ada satu Putri yang kurang enak badan. Yang lain pada masih jalan - jalan disekitaran bumper, anak ini malah sakit. Aku pun langsung menegur dia untuk tidak menyendiri. Kurang sehat badan ya makan, abis itu minum obat, dan dibawa happy, jangan dibawa diam. Aku parno karena sebelumnya ada yang ngikis pohon besar dekat tenda dapur kami, aku nggak mau anak - anakku kenapa - kenapa. Akhirnya aku kembali membujuk dan mengurus si anak yang lagi sakit.. Hadeeeehhhh. Setengah jam ku pegang, ku kusuk - kusuk, dan ku pastikan dia tidak melamun. Lalu aku mengambil air wudhu untuk sholat Ashar, sholat kali ini aku memilih di tenda dapur karena lumayan luas juga dapur kami bisa untuk sholat.

Pukul 17.50 wib upacara pembukaan dimulai. Anak - anakku yang putri nggak ada yang mau ikut baris. Aku pun tidak memaksa, karena aneh aja rasaku menjelang maghrib baru upacara pembukaan. 

Malam pun tiba, semuanya sudah makan, yang sakit juga sudah dipaksa untuk sembuh. Yang ikut Pentas Seni juga diharuskan siap - siap. Mereka harus sholat Isya dulu baru boleh dandan. Yang tampil duluan adalah Penggalang SD, pesertanya hanya 8 gudep lalu dilanjut Penggalang SMP. Momen menunggu giliran kami manfaatkan untuk latihan terlebih dahulu disekitar tenda dengan bantuan cahaya handphone.

Fyi aja nih, anak Pensi wajib nari Serampang Dua Belas, mereka baru mendapat gerakan yang mereka bisa itu H-2, jadi semuanya serba dadakan, otodidak pula. Keren banget la mereka. Hari Selasa belajar, Kamis malam langsung tampil *prok prok prok*

Menunggu dan menunggu, akhirnya dipanggil juga NPP 05, aku langsung ikut ke pentas guna mengamankan musik. Melihat mereka tampil rasanya haru, mereka termasuk yang kurang mendapat perhatian selama latihan. Ya gimana ya, aku sama sekali nggak bisa nari, pembina putra yang biasanya bisa juga meihat gerakan tarian Serampang Dua Belas juga nyerah. Anak - anak ini semangatnya begitu tinggi, mereka mencari - cari video yang kiranya bisa mereka pelajari, aku hanya menyumbang kuota saja, menyumbang ilmu nari aku tak mampu.

sebelum tampil
saat tampil
Alhamdulillah mereka tampil dengan sedikit kesalahan. Untuk level dua hari latihan, bagiku mereka sudah memberikan yang terbaik. Walau habis turun panggung ada yang mewek karena merasa salah gerakan tapi bagi saya kalian sudah keren karena Pensi inilah satu - satunya mata lomba yang tidak kami 'urusin'. Kalian latihan - latihan sendiri, salah gerakan sedikit saja menurut saya wajar.

Pensi usai, pukul 22.00 wib semuanya wajib pulang ke tenda untuk tidur. Malam pertama tidur di bumi perkemahan diawali dengan aku merepet karena anak - anak ini mau tidur bukannya doa malah ketawa - ketawa. Ku tegur, 2 menit diam setelahnya berisik lagi, ampun lah. Kami ada 4 orang yang tidur di tenda dapur dikarenakan tendanya tidak dapat menampung kami. Kami ada 20 orang dan hanya mendirikan satu tenda, yasudah la terima saja malam jumat tidur di luar tenda. 

*bersambung

0 comments:

Post a Comment

Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.