Januari 2018

Hai semua, nggak terasa Januari segera berakhir. Itu artinya kita sudah 30 hari menjalani 2018. Ada hal seru apakah yang sudah dilalui selama satu bulan ini ?

Tahun lalu aku menulis Rekap Januari 2017 , ketika aku membaca ulang tulisan itu rasanya nggak percaya kalau sekarang sudah 2018. Waktu cepat sekali berlalu cuy.

Sekarang aku mau menulis hal yang serupa, merekap hal - hal seru yang terjadi selama satu bulan ini. Baca sampai habis yaaaa

1. 01 Januari 2018 aku terbangun pagi hari di sebuah kota yang sangat kucintai. Bangun - bangun bahagia karena hari pertama di 2018 aku sedang berada di tempat favoritku. Ya, aku sedang ada di Berastagi waktu itu. Satu harian aku bernostalgia ke tempat - tempat yang dulu sering aku kunjungi. Kali ini tidak dengan mereka para sahabat semasa kuliah, melainkan dengan teman baru. Rasanya masih sama. Kota itu masih berhasil mencuri perhatianku. Aku juga bertemu dengan sahabat semasa kuliah, kami bertemu saat dia sedang sibuk memburu dolar, rasanya seru juga, doaku agar usahamu lancar terus, bahagia selalu, sejahtera ya wak cuy :*
with owner Dimsum Ririn
2. Lalu 02 Februari aku sudah berada di Medan, sebuah kota yang setelah ku tinggalkan memiliki kesan yang seram. Hari itu aku bertemu dengan teman lamaku, teman baik semasa kuliah yang sampai saat ini kami masih sama - sama jomblo sibuk memantaskan diri, hahaha. Kami bertemu di sebuah mall baru di daerah Ringroad, kami gunakan waktu meet up itu untuk menonton Jumanji dan lanjut makan di sebuah restoran yang agak fancy. Bahagia deh bertemu sahabat, saling mendengar pengalaman kerja masing - masing. Dalam hati berjanji agar sebisa mungkin untuk sering bertemu lagi.
Ummi Rani {}
3. 13 Januari 2018 Spendukara melaksanakan Persami untuk yang pertama kalinya di tahun ini. Persami dadakan tetapi memiliki banyak kesan. Entah kenapa kemarin rasanya sedih banget, hanya Perkemahan Pelantikan Terap tapi seperti perkemahan perpisahan. Nggak bisa ngebayangin aku akan ditinggal pergi lagi :'(
huhuhu
4. 10 Januari 2018 buku 'Mutiara Khatulistiwa' project kolaborasi bersama Guru - Guru Geografi se-Indonesia sudah sampai ditanganku. Alhamdulillah ini adalah tulisan pertamaku yang dibukukan bersama penulis - penulis hebat lainnya. Senangnya minta ampun ketika melihat nama kita terpampang jelas di cover buku, hehehe
 
silakan baca dan pesan ya, inspiratif banget lo cerita - ceritanya :)
5. Selama Januari aku upload 3 video di youtube.
Video pertama dokumentasi Persami.
link
Video kedua dokumentasi tentang Kikis, aku buat video itu sebagai pengingat aja kalau aku pernah kesengsem sama dia. Backsound videonya cover-an lagu Ed Sheeran - Perfect lo, pakai efect slow motion, bukan nggak pakai hati banget gua itu ngeditnya, hahaha :p
link
Kemudian video ketiga dokumentasi tentang Ulang Tahunku bulan Oktober kemarin.
link
Kalau penasaran dengan video yang lain, silakan singgah ke channel youtubeku, hehehe, kalau penasaran, kalau enggak yaudah nggak usah.

6. Januari ini aku beli buku sebanyak 4 buah. 3 beli di Gramedia: 
Rentang Kisah
Critical Eleven
My Public Speaking
dan 1 beli Online:
Ijen 'Teacher Traveller Stories
Ditambah buku Mutiara Khatulistiwa jadi totalnya ada 5 buku yang ku baca bulan ini. Keren sih menurutku karena aku inget banget tahun lalu itu aku cuma baca dua buku 'Ngenest dan Dilan 1990'. Alhamdulillah Januari udah 5 buku aja, walau belum semuanya ku babat habis.

7. Untuk di kelas selama Januari ini aku melaksanakan 'Sosiodrama: Peristiwa Rengasdengklok' di VIII-1. Kemudian menggambar Peta penampang Melintang di IX-1 dan IX-4, lalu menugasin mereka Mind Mapping untuk materi Asia Tenggara. Alhamdulillah masih berbuat sesuatu untuk kelas, hahaha
Penampang Melintang
Mind Mapping
8. Bulan ini ada 3 undangan ulang tahun dari anak muridku. Dulu sih aku nggak kepikiran bakalan join sama mereka, eh sekarang.....
Ulang Tahun Irma (06 Januari 2018)
Ulang Tahun Mardiah (16 Januari 2018)
Ulang Tahun Adinda (23 Januari 2018)
9. Hari ini 30 Januari 2018 kami latihan Koloni Tongkat persiapan Kemah Morse di Widiya Darma. Ini adalah latihan yang ketiga kalinya. Masih 50 % sih tapi alhamdulillah daripada tidak ada progress sama sekali.
tebak aku yang mana ? :D
Setelah dipikir - pikir hanya 9 hal seru yang menurutku layak untuk diposting disini. Selebihnya kalau tidak cerita sedih, ya standar biasa aja. Yang pasti bulan ini seru, highlightnya masih ada di Pramuka. Dan untuk tahun ini sepertinya aku nggak punya project apapun untuk anak murid. Tahun lalu itu aku punya project #MuridMenulis dan #MuridMenjawab, silakan scrool postingan blog ini sampai bawah disitu ada beberapa anak murid yang menyumbangkan tulisannya untuk blog ini. Dan tahun lalu juga di youtube ada beberapa video kolaborasi aku dan muridku. Untuk tahun ini aku nggak punya ide, mau menerapkan ide yang sama aku nggak tahu muridku yang mana yang mau ku pilih, entah kenapa.

Dan sepertinya aku akan mengulang rasa sedih ditinggal oleh murid - muridku lagi. Tinggal hitungan bulan mereka ada di sekolah, dan kebersamaan di kelas tinggal hitungan minggu. Tanggal 23 April mereka sudah melaksanakan Ujian Nasional, berarti hanya Februari lah harapan kami masih bisa belajar bareng. Di bulan Maret pasti sudah sibuk dengan ujian segala macam ujian. Rasanya.........nggak tahu lah. 

Jadi inilah rangkuman dari cerita Januariku. Semoga bulan depan lebih seru dibanding bulan ini. Semakin bermanfaat dan apa yang menjadi penyebab kesedihan di bulan ini tidak terulang di bulan - bulan ke depan. Amiiin.

Selamat menyambut Februari :)

Unforgettable Compas 2

Halo semuanya.
Ini adalah postingan pertamaku di 2018. Malam ini aku mau cerita tentang 'Bagaimana Compas 2 mengubah semuanya'. Iya temanya masih Pramuka, karena Januari ini hari - hariku masih didominasi oleh kegiatan ini. Jadi aku tadi berfikir, kenapa penyebab semua ini tidak aku abadikan di blog ? Kan sayang banget.

Oke deh, selamat membaca sampai habis ya;)

Sampai tulisan ini bisa kalian baca sekarang, aku masih nggak nyangka kalau aku bisa menjadikan anak kelas IX sekarang (khususnya anak pramuka) menjadi bagian dari cerita hidupku. Setahun lalu mereka bukan siapa - siapa bagiku. Angkatan pramuka tahun lalu adalah segalanya. Bahkan ketika aku vakum dari kegiatan ini, aku sudah berniat untuk TIDAK PEDULI sama yang lain. Silakan lihat video Guru Menjawab, disitu aku benar-benar bilang bahwasannya aku nggak pernah tertarik sama penerus orang Miftah.

Cerita tentang kenapa aku bisa balik ke pramuka silakan lihat Highlight instastoryku aja ya. Jadi ini aku mau skip langsung ke cerita Compas 2.

Satu bulan lebih kami mempersiapkan diri untuk mengikuti perkemahan akbar se-Labuhanbatu Raya, yaitu, Compas 2. Perkemahan ini adalah perkemahan perdana bagi angkatan kelas IX tahun ini. Jadi mau tidak mau kami harus memberangkatkan mereka, karena kalau tidak, kemungkinan besar tidak ada lagi yang mau datang untuk latihan pramuka. 

Hari demi hari kami dedikasikan hidup kami untuk Compas 2. Drama demi drama juga kami jalani saat latihan, sampailah kepada H-5.

Menjelang Technical Meeting, aku adalah orang yang paling keras kepala pada saat itu. Aku nggak mau pengalaman mendapat kapling dengan tanah yang jelek terulang lagi, aku juga nggak mau mendapat nomor NPP jauh lagi, jadi aku berkeras kepada Pembina Putra kami untuk ikut hadir pada saat TM. Jadi pada tanggal 21 Oktober, berangkatlah aku sama Elpi ke Aek Nabara guna mengikuti TM. Jarak antara sekolah kami dengan lokasi TM itu jauh la, pakai helm. Lintas kabupaten cuy. Jadi itu adalah pengalaman TM pertamaku dan ketika aku cabut nomor, aku mendapat nomor 14. Hmmm, padahal niatnya dari rumah aku ingin nomor 10 besar. Tetapiiiiiii dipikir - dipikir, kayaknya ini nomor bagus, karena Compas 1 kami dapat NPP 07, sekarang Compas 2 kami dapat NPP 14. Pas aja gitu 7 x 2 =14 
Zemy (Smansa Kopin), Me, Elpi, Fitra (Bhayangkari). Spendukara Squad
Oke lanjut, setelah ikut TM, aku dan Elpi cek TKP langsung, dimana kira - kira lokasi tenda kami.
kata orang - orang tempat ini angker cuy
Elpi dan calon peserta Compas 2 lainnya
Selain urusan TM, aku juga orang yang paling berkeras untuk berangkat pada hari Rabu. Pembina Putra sangat tidak menyarankan karena beliau tidak bisa. Aku tetap pada pendirianku bahwasannya kita berangkat nggak boleh pas hari H nya, kita harus nyari tempat yang PW. Akhirnya diiyakan  oleh Kak Mugi dengan catatan beliau tidak bisa mendampingi, karena aku yang ngotot ya aku yang harus bertanggung jawab. Insyaallah aku bisa menjaga adik - adik.

H-2 kami masih latihan. Latihan yang sudah tidak konsen karena pikirannya sudah mau berangkat aja, hahaha. Hari Selasa jadwal kami adalah packing barang - barang yang akan dibawa ke Compas. Ngumpul logistik, uang makan, dan lain - lain. Aku juga rempong karena semua barang - barang pramuka dititip di rumahku, jadi tugasku untuk men-check-ing masing - masing barang agar tidak ada yang tertinggal terutama urusan logistik, aku harus memastikan semuanya aman.

Hari Rabu tanggal 25 Oktober pun tiba, aku masih ingat momen saat minta izin ke kepala sekolah untuk memulangkan anak - anak pramuka terlebih dahulu setelah istirahat pertama. Kepsek mengizinkan yang boleh pulang hanya yang rumahnya beneran jauh, selebihnya tidak boleh. Pandai- pandaiku lah ngaturnya gimana caranya agar semua bisa pulang. Kebetulan waktu itu IX-1 les terakhir tidak ada guru, IX-2 aku izin sama Bu Lely, IX-3 aku izin sama Bu Manalu.  Ku suruh mereka satu per satu pulang dari belakang agar tidak terlihat kepsek, hahaha jadi kucing - kucingan. Ya gimana, semua butuh persiapan.

Singkat cerita, hari Rabu sore sekitar jam 5 kami sampai di bumi perkemahan Compas 2. Sudah lumayan banyak peserta yang datang. Yang sudah dapat kapling adalah yang ikut TM kemarin. Jadi kaplingnya sudah dinomorin sesuai NPP. Jadi kami nyari NPP 14, nyaman sih tempatnya, tapi kurang lebar. Kami putri ada 2 tenda plus dapur jadi butuh tempat yang luas, tempat yang disediakan panitia TIDAK CUKUP. Nah kelebihan kita kalau datang terlebih dahulu, kita bisa 'nyuri' kapling, hahaha. Jadiiiiiii.......kami ngambil 'jatah' orang, lupa NPP berapa itu yang kami cabut nomornya agar tidak dipermasalahkan, wkwkwk, kalo dimarah panitia, ya marah aja, orang memang nggak cukup bagi kami tempatnya, mau gimana lagi. Lagian kalau kemah besar gini, udah sama - sama tau la itu, intinya, lu mau PW lu datang duluan, titik !

Malam pertamapun dimulai, Kak Mugi yang datang naik motor memutuskan untuk menginap karena mau pulang sudah terlalu malam, takut kenapa - kenapa dijalan. Jadi malam pertama kami aman karena ditunggu oleh pembina putra. Tetapi esok shubuhnya beliau pulang dan kembali lagi hari Jumat pagi.

Hari Kamis 26 Oktober 2017 adalah hari H nya Compas 2. Rata - rata peserta dari gudep lain kamis pagi itulah baru pada tiba di bumper. Jadi pesan Kak Mugi, karena pagi itu belum ada kegiatan, adik - adik yang ikut Pionering disuruh latihan, kemudian yang ikut Pentas Seni pernak perniknya disuruh disiapkan. Yang lainnya bersihkan tenda, buat gapura, buat pagar, dan lain sebagainya.
Latihan Pionering
Menyiapkan pernak pernik Pentas Seni
Membuat Gapura
Membuat Pagar
Nah, kebersamaan selama belum ada kegiatan inilah yang membuat kami jadi akrab. Kami saling bercanda, saling mengejek satu sama lain, saling tolong menolong, saling menasehati, memarahi, mengagumi, semuanya lah. Awalnya aku merindukan angkatan tahun lalu, tetapi aku berusaha untuk menikmati perkemahan ini dengan orang yang baru. Jujur aja, aku tidak menaruh ekspektasi apapun terhadap orang ini. Mereka sehat sampai tibanya nanti di rumah masing - masing aku udah bersyukur banget. 

Sorenya, upacara pembukaan pun dimulai. Adik - adikku berpakaian lengkap untuk ikut baris bersama peserta yang lain. Wooowwwww pesertanya banyak bangettttttttt. Untuk Penggalang aja ada 45 peserta (berarti ada 45 SMP) belum ditambah Penegak, ruame buanget cuy.

Menariknya, lokasi bumper dengan lokasi tempat mandi dan sholat itu jauh buanget. Kita harus jalan bolak balik kalo nggak salah jauhnya 5 Km. Dan yang dilewati adalah Jalan Lintas Sumatera, mesti hati - hati banget tapi seruuuuuu. Inilah yang membuat Compas 2 sangat berkesan. Jalan bareng - barengnya itu, ngantri tempat mandinya, sholat berjamaahnya yang membuat semua tidak mudah untuk dilupakan. Huhuhuhu.
Otewe Mandi
Keceriaan saat jalan kaki menuju Mesjid
Kamis malam lomba untuk Penggalang adalah LCTP, perwakilan kami adalah juara - juara dari sekolah kami yang kami anggap mampu.
Persiapan sebelum LCTP
Suasana LCTP saat belum dimulai
Setelah LCTP, untuk Penggalang jadwalnya kosong, jadi semuanya wajib bobo cantik. Ohiya lupa, malam ini anak - anak cowoknya pada terkena serangan ulat bulu, buset dah, semuanya pada tidur di dapur, Karena sumber ulat bulu ada di tenda putra.

Keesokan paginya. Jumat 27 Oktober 2017
Jumat pagi, hari ini kegiatan untuk Penggalang adalah Pionering, Senam Tongkat, Penjelajahan dan lanjut malam Pentas Seni. Kak Mugi pagi - pagi sudah sampai bumper, kami sedikit lega. Semuanya sudah pada bersiap. Lomba diawali dengan Pionering, setelah Pionering baru main Senam Tongkat.
Hasil Pionering Spendukara membuat kreasi Tiang Bendera
Setelah Pionering maka bersiap - siap Senam Tongkat. Aku disuruh melatih mereka kembali. Kami pun mencari tempat yang nyaman untuk latihan sebelum tampil. Dapatlah di sawit - sawit yang cukup luas untuk aku bisa marah - marah kami bisa latihan.
Eitssss, jangan tertipu dengan foto. Banyak drama yang terjadi disini. Drama itu sudah kutulis di salah satu postingan instagramku, cek disana aja ya, hehehe. Intinya siap tampil nangis, dan kenangan itu kalo kami ceritakan ulang bisa membuat kami tertawa sampai terduduk saking lucunya kalo diingat. Iya, saat kejadian nangis saat diingat tertawa.

Yang ini siap - siap penjelajahan.
Setelah Senam Tongkat selesai, kami menghabiskan waktu sore menjelang maghrib di pelataran Mesjid. Sesudah maghrib buru - buru pulang ke tenda untuk siap - siap tampil Pentas Seni. Heboh la semua pakai make up di gelap - gelapan, pakai jilbab, selendang, pernak - pernik dan lain - lain. Saat itu yang tampil berdasarkan kecepatan you mengantar musik ke panitia, bukan berdasar NPP. Jadi kami ngasih musiknya agak telat, jadi ya jam 10 malam baru tampil, huhuhuhu
Foto - foto saat menunggu giliran tampil
Foto saat tampil
Kami membawakan Tari Mappadendang yang berasal dari Provinsi Kalimantan (lupa kalimantan apa). Lanjut, setelah tampil Pensi kami pulang menuju tenda masing - masing dan bobo cantik.

Keesokan harinya, Sabtu 28 Oktober 2017.
Sunrise 28 Oktober 2017 di Compas 2
Suasana bumper di pagi hari
Pagi - pagi usai mandi dan sholat shubuh kami bersih - bersih tenda siap - siap sarapan. Hari ini jadwal untuk penggalang adalah LKBB dan Lomba Masak. Beuuuhhh, anak - anak LKBB gantian yang heboh....
Usai senam dan apel pagi, panitia mengumukan pukul 08.30 WIB peserta LKBB sudah baris dihadapan panitia untuk segera menuju lapangan lomba. Nah lombanya di halaman depan kantor camat Bilah Hulu, jadi kami harus nyebrang jalinsum lagi untuk sampai di lokasi.
Peserta Penggalang LKBB
Baris dihadapan dewan juri
 Saat menunggu NPP dipanggil, semuanya dibriefing Kak Mugi terlebih dahulu.

Nah, ketika tampil alhamdulillah bagus untuk ukuran mereka yang baru pertama kali ikut lomba di luar. Foto - fotonya tidak ada karena waktu itu saya merekam.

Dan yang di bawah ini adalah foto sesudah tampil.
Setelahnya mereka disuruh sholat dzuhur untuk berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelancaran saat lomba. Waktu itu aku, Yolla, Mardiah sama Sri Berutu langsung ke pajak dengan naik becak. Kami membeli kebutuhan untuk lomba masak, usai dari Pajak kami singgah ke Mesjid untuk sholat dzuhur lalu kami pulang ke tenda lagi dengan naik becak lagi, hahahaha, ganti - gantian yang bayar.

Suasana di tenda sedikit santai karena kami sudah tampil dan tinggal nunggu sore hari untuk lomba masak. Inilah enaknya NPP dekat, cepat tampil cepat istirahat. Kami dulu pas KELOPAK III dapat NPP terakhir, nunggunya mau mati. Mangkanya aku berkeras untuk ikut TM biar adik - adikku nggak terlantar.

Saat lomba masak mulai, aku posisinya masih di mesjid sedang sholat Ashar. Usai sholat kami jalan buru - buru ke tenda untuk melihat suasana lombanya. Saat itu anginnya kencang banget tanda - tanda hujan akan turun. Lomba masak kali ini diiringi musik dangdut, jadi peserta wajib masak sambil joget. Aku inget banget Siddik salah satu peserta lomba masak kami joget - joget dibawah gerimis sambil dia membentangkan kain panjang agar Soto yang kami masak tidak tercampur air hujan, hahahaha.

Usai lomba kami semuanya dipersilakan sholat maghrib. Kegiatan malam ini adalah Api Unggun. Ketika kami masih di mesjid dan tepatnya aku baru selesai sholat, ada kakak - kakak dari sekolah Siti Banun yang menghampiriku dan memberi tahu bahwasannya jangan balik ke tenda dulu karena suasana di bumper sedang 'panas'. Aku konfirmasi ke Kak Mugi, beliau juga bilang 'Iya, disana aja dulu, jangan pulang kemari'. Oke, jadi aku dan anak - anakku menunggu kepastian kapan kami boleh pulang ke tenda. Kami isi kegiatan menunggu itu dengan menceritakan pengalaman lomba masing - masing. Karena disitu ada Sulaiman, jadi aku sangat - sangat lemah kalau sudah dia yang bercerita. Aku nggak bisa berhenti ketawa kalau dia sudah melucu. Nah, saat sedang lucu - lucunya aku ketawa sampai terduduk, tiba - tiba kurasakan ada sesuatu yang 'keluar'. Lalu aku pergi ke toilet guna mengecek, astagaaaaaaa, ternyata aku haid. Karena aku tidak membawa pembalut pada saat itu, kebetulan depan mesjid ada Alfamart, jadi aku pergi ke Alfamart lalu pergi ke Wisma tempat kami mandi dan disitu bertemu orang Wisda. Jadi aku menceritakan bahwasannya kami belum boleh pulang karena di bumper masih ada kesurupan massal. Sooooo.....pembina Widiya Darma mengutus salah seorang untuk mengecek lokasi bumper. Adik - adikku disuruh ke Wisma untuk bergabung bersama kami. Beberapa menit kemudian mereka sampai, dan kami memutuskan untuk jalan ramai - ramai ke bumi perkemahan. Ah, ternyata tidak seseram yang ku bayangkan. Malam itu suasana sangat ramai, seperti sedang ada pasar malam. Ketika sampai di tenda anak - anak yang tidak bisa sholat menceritakan kejadian - kejadian di sekitar tenda. Malam itu sebenarnya ada lomba sholat jenazah tetapi kami memutuskan untuk tidak ikut karena suasana yang chaos. Kami tidak diperbolehkan kemana - kemana, semuanya wajib ngumpul di depan tenda, gitar - gitaran, main hape, pokoknya pikiran nggak boleh kosong. Aku memutuskan untuk tidur terlebih dahulu karena keadaanku sangat lemas disebabkan senggugut, hikshikshiks.

Pagi harinya, Minggu 29 Oktober 2017
Kegiatan pagi ini untuk penggalang adalah Hasta Karya dan Karnaval.
Saat di briefing Kak Mugi
Karnaval Spendukara
Untuk karnaval kami tidak bisa menyaksikan, karena mereka pawai keliling kota Aek Nabara. Jadi kami menyaksikan adik - adik yang lomba Hasta Karya.
Suasana Hasta Karya

Hasta Karya Spendukara

NPP 14
Saat usai tampil semuanya. Kami siap - siap makan siang, lalu sholat dzuhur dan bongkar tenda. Disini awalnya Kak Mugi menyarankan adik - adik untuk pulang terlebih dahulu. Beliau tidak berekspetasi untuk dapat juara, jadi daripada nyampe sekolah malam lebih baik pulang aja. Nah aku yang nggak mau, karena kalau adik - adik pulang ya berarti aku juga pulang kan satu mobil -_- sedangkan aku ingin menunggu dan menyaksikan siapa - siapa saja yang menjadi juara. Lagi - lagi Pak Mugi yang mengalah, hehe.
Suasana tenda yang sudah dibongkar
Dapur yang sudah dipacking
Aku dan Elpi yang sedang menunggu pengumuman
Saat adik - adik melangsir barang - barang ke Gerobak, semuanya mengeluh capek. Karena pada saat itu memang cuaca sedang panas - panasnya. Tapi kami tetap bertahan sampai ke upacara penutupan yang dilanjut dengan pengumuman juara.

Saat pengumuman juara, kami tidak mengharap apa - apa sih, hanya penasaran saja. Kalau dari aku malah mikirnya seandainya pun juara paling juara video. Karena menurutku video kami itu buagus.

Dan tibalah pengumuman.
LCTP kami nggak dapat padahal Compas 1 kami juara 3
Penjelajahan kami juga nggak dapat padahal Compas 1 juara 3 juga
Lanjut Pensi kami juga nggak dapat karena aku mikirnya sih peserta kami perempuan semua, dan itu nggak boleh sebenarnya, dijuknis itu harus campur, ada putra ada putri.
Lalu masuk ke Karnaval, kami nggak mengharap apa - apa karena kostum kami ya biasa aja. Tetapi ternyataaaaaaaaa........ketika juara 3 sudah dipanggil, juara 2 juga sudah, dan ketika panitia mengumumkan juara 1 nya kami ya nggak terlalu ngarep sih, juara 1 gila aja, belum pernah sejarahnya Spendukara menang karnaval, tetapi dunia berkata lain,  "JUARA SATU KARNAVAL DIRAIH OLEH EN PE PEEEEE EMPAT BELAS' kami semuanya loncat - loncat kegirangan, teriak - teriak 'ESEMPE DUAAAA' hahahahahahah

Disitu tanpa pikir panjang si Bryan langsung maju untuk mengambil pialanya, kami sibuk loncat - loncat dia sibuk lari ke depan, hahahaha, cerdas..
Juara 1 cuy

Mantap jiwa
Semangat adik - adik disitu naik 90 % karena lomba pertama yang kami dapat langsung juara 1, semakin nggak sabar sama pengumuman mata lomba lain.

Hasta karya sewaktu dikumpul kami lah yang paling cantik. Hahahah pedeeee. Emang iya, bahkan orang Misri sempet ke tenda buat melapor banyak yang memuji hasta karya penggalang NPP 14. Jadi pas pengumuman Hasta Karya, kami semua deg - degkan, alhamdulillah kami keluar sebagai juara kedua, hahaha
Juara duaaaaaa
Selamat cek Edo dan kawan - kawan
Lalu dilanjutkan dengan pengumuman Pionering, nah ini juga banyak yang muji sih, jadi walau kami dibilang tidak berharap tetapi sebenernya ngarep juga. Dan ternyata kami juara 6, alias harapan 3, not bad lah yang penting dapat, hahaha
Mestinya sih ini juara 3 bukan harapan 3 -_-
 Lalu pengumuman Senam Tongkat ngga dapet, hiks, pengumuman Lomba Masak kami juga nggak dapet, Sholat Jenazah juga, trus Curve Tenda apalagi, dan sampailah ke pengumuman lomba paling bergengsi. Disini anak - anak tidak mengharap karena mereka sadar diri. Tetapi ternyata NPP kami lah yang terlebih dahulu dipanggil karena kami juara harapan 3 LKBB, wuuuuuuuuuuuuu buangganya nggak ketulungan. Juara 6 dengan penampilan yang tidak terlalu memuaskan dan bisa mengalahkan 39 peserta lainnya, udah mantap itu, hahahahaha

Kenapa bukan dantonya kemarin yang maju ya ???

Dan terakhir pengumuman video, ketika juara 3 yang dipanggil bukan sekolah kami, juara 2 juga bukan sekolah kami yang dipanggil, dan kami sudah mengharap besar dapat juara 1, tetapi ternyata oh ternyata bukan kami pemenangnya. Hmmmmm, padahal ya video yang..........udalah nggak jadi.

Asli setelah pengumuman itu semuanya pada bahagia. Kami pun mengabadikan momen kami di backdrop Compas 2.
Spendukara with their guider
Spendukara with Ketua DKR Kampung Rakyat, Anggota DKC Labusel dari Kampung Rakyat
Alhamdulillah, tahun lalu Compas 1 kami membawa 2 piala, tahun ini Compas 2 kami membawa 4 piala. Rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata - kata. Momen inilah yang menjadi cikal bakal kami menjadi seperti keluarga sampai hari ini. 5 hari 4 malam kami bersama tinggal di alam bebas. Suka duka kami rasakan bersama. Baik buruknya sifat kami ketahui ketika disana. Momen yang tidak akan terlupakan.

Keesokan harinya, Senin 30 Oktober 2017.
Setelah upacara bendera, kami memanggil perwakilan pramuka yang berhasil mengahrumkan nama sekolah. Piala yang kami dapat pagi itu secara resmi diserahkan oleh Ibu Kepala Sekolah. Bangga rasanya.
Proud of you guys, kemah perdana bawa pulang 4 piala. Mantap jiwa.
Usai Compas 2 ternyata kami mendapat undangan lagi dari Perkemahan Kompres yang diadakan untuk Kwaran Kampung Rakyat. Jadi kami setelah kemah masih tetap latihan lagi, dan berangkat  kemah lagi tanggal 17 November 2017. Lalu tanggal 30 November berangkat lagi Kemah Apel Besar di Widiya Dharma. Jadi angkatan mereka selama kelas VIII TIDAK PERNAH ikut kemah, tetapi lihat saat kelas IX, kemah berturut - turut. Itulah sebab kami semakin akrab hingga saat ini. 

Sekarang sedang persiapan kemah akbar di Widiya Darma yaitu kemah Morse yang akan dilaksanakan pada tanggal 08 Februari 2018. Persiapan tinggal satu minggu lagi, dan ini adalah kemah terakhir mereka. Sedih banget tetapi ya memang masanya gitu, sebentar lagi mereka akan disibukkan oleh ujian - ujian sebagaimana sibuknya kelas IX. Huhuhuhu

Kalau kami membahas Compas 2 seperti tidak ada ujungnya, tidak habis - habis dan tak bosan untuk diulang - ulang pembahasannya. Jadi aku memilih untuk mengabadikan momen di youtube melalui video slide dengan backsound 'Cinta Sebatas Patok Tenda' dan melalui tulisan ini. Sudah sering aku kemah, tetapi lagu itu baru punya arti selama aku kemah bareng mereka. Compas 2 mengubah semuanya.
Video dengan like terbanyak diantara video2-ku yang lain

Setiap masuk ruang kepsek, rasanya terharu melihat ini. Hasil anak pramuka kelas IX tahun ini.
Dan terakhir, tadi malam Kikis buat story di WA, dia bilang yang intinya 'kebersamaan ini sebentar lagi sampai di puncak'. Pengen nangis pengen reply story-nya tapi gua gengsi, akhirnya ku screenshot dan kuabadikan disini.
hikshiks :(
Tulisan ini juga sudah sampai puncak, doakan kami berhasil di MORSE ya. Semuanya ini mungkin akan menjadi kemah terakhir. Jadi harus benar - benar memberi yang terbaik.
Jaya terus SPENDUKARA (y)


Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.