Lomba Tingkat II #Day1

*kretekin jari*
Mari saatnya menulis pengalaman luar biasa saat kemah kemarin.

Here we goooooooooooooo......

Senin, 29 Februari 2016

Awal membuat surat permohonan kendaraan ke salah satu perusahaan yang ada di desa ini, aku menuliskan tanggal penjemputan 'Jumat 04 Maret 2016'. Begitu meminta tandatangan pembina putra (baca: Kak Mugi) beliau bilang 'Bro, salah ini, kita berangkat Kamis aja, biar nggak buru - buru nanti disana'. Well, karena aku juga salah menulis tanggal surat, terpaksa aku membuat surat yang baru lagi.

Rabu, 02 Maret 2016

Sepulang sekolah, aku langsung siap - siap kembali ke sekolah untuk membantu mengecek perlengkapan barang - barang yang harus dibawa esok hari. Anak - anak ku suruh datang jam 13.20. Hari ini latihan mereka yang terakhir, dan juga hari terakhir mereka mencari bambu, pasak, dan lain sebagainya. Hari ini Pak Mugi menitipkan sepenuhnya kepadaku, karena beliau harus ke Kecamatan untuk mengantar berkas anak - anak yang akan berangkat Jambore Nasional Agustus nanti. 

Perlengkapan piring sisa - sisa kemah di Torgamba sudah kami cuci. Tenda biru untuk dapur sudah dipinjam. Tugas sudah dibagi masing - masing. Saatnya pulang ke rumah untuk packing keperluan pribadi.

Kamis, 03 Maret 2016

Hari yang sangat hectic.

Pagi hari sudah excited banget. Hari ini berangkat kemaaaaaaaahhhhhh.
Istirahat pertama memastikan surat kemarin di acc atau enggak. Alhamdulillah acc.
Jam ketiga keempat di hari Kamis itu aku kosong. Jadi di jam - jam itu kami pada bingung karena kompor gas kami nggak ada. Yha, NGGAK ADA PEMIRSAH. Kompor yang kami bawa kemah ke Torgamba kemarin tungkunya hilang. Kompor bawaan sekolah sudah karatan dan kayaknya nggak bisa dipake lagi sih. Ditengah - tengah bingung masalah kompor, Bu Wakasek akhirnya berbaik hati menawarkan pinjaman kompor 'Oh In, Ibu ada di rumah kompor nggak dipake, masih baru. Tapi cuma satu tungku, bisa itu ?' mendengar itu ya langsung disambut, 'Ya bisa kali buk, kami boleh pinjem buk ?', 'Yaudah, nanti ambil aja ke rumah', alhamdulillah, urusan kompor beres.

Les terakhir aku masuk di kelas VIII-1. Yang mana peserta kemah 90%-nya dari kelas ini. Jadi hari itu sama sekali nggak semangat buat ngajar, karena bawaannya udah pengen naik gerobak aja menuju bumi perkemahan, hahaha. Tapi karena hari itu ada dua kelompok lagi yang belum maju, jadi kami memutuskan untuk melanjutkan presentasi, selesai presentasi kami cerita - cerita persiapan lagi. Jam berapa nanti harus tiba di sekolah. Apa aja yang kurang.

Di les - les terakhir, aku merasa ada yang aneh sama pinggangku, kayak mau haid gitu. Disitu aku langsung bilang ke Devi, siswa yang duduk di depan meja guru 'Dev, pinggang ibuk pegel kali, kayaknya mau dapet la ini', 'Hah, nanti cemana disana buk ?', 'Ya nggak tau', 'Untung aku udah siap'.

Begitu lonceng berbunyi, murid - murid pada berhamburan pulang. Aku pun langsung siap - siap beli Asam Mefenamat, pereda nyeri haid, belum ganti baju langsung makan, trus minum obat itu. Selesai makan langsung mandi, dan voilaaaaaaaa beneran dapet. Bangke banget.

Februari kemaren beneran absen nih haid, beberapa kali kena PHP-in, setiap sakit pinggang kirain haid eh ternyata enggak jadi. Dan disaat mau berangkat kemah gini, disaat harus tidur dialam bebas, dia malah datang, asajkdjkahiohkdnskjdosjjkojkfd rasanya, aaaaarrrrgghhhhhhhhhhhh

Tetapi karena hari itu sibuk banget, jadi nyeri haidnya lumayan nggak terasa. Begitu siap mandi langsung men-sugesti diri buat kuat, harus kuat, jangan lemah, jangan mau diperbudak oleh darah, dan berulang - ulang kali harus ngerepekin pinggang, nggak boleh sakit, nggak boleh sakit, apapun ceritanya nggak boleh sakit.

Jam 13.20 wib aku melangsir barang - barangku ke sekolah. Menjemput kompor gas ke rumah Bu Wakasek, membeli makan plus rokok supir. Menunggu anak - anak yang lain datang. Begitu gerobak datang kami pun bergotong royong mengangkat perlengkapan naik ke gerobak. Anak - anak yang berangkat totalnya ada 31 orang. Tapi 3 orang menyusul di hari Sabtu; Miftah, Indah, dan Daniel harus berjuang menjadi peserta OSN tingkat Kabupaten dulu. Jadi yah, mereka sedih gitu waktu kami tinggal pergi duluan. Hehehe. Jam 15.12 wib, kami berangkat, see youuuu SP 4.

16.21 wib, kami sampai di lokasi perkemahan. 
Masih kosong. Belum ada apa - apa. Bahkan rumput masih tinggi - tinggi. Panitia belum siap lah intinya. 
Kami datang cepat karena (kalau nggak salah) di undangan itu susunan acaranya apel paginya hari jumat jam 9 gitu. Jadi daripada pagi - pagi harus buru - buru, ya nginep aja lah dulu semalam.

Hari menjelang sore, regu putra mendirikan tenda sendiri, begitu juga regu putri. Kami para pembina duduk - duduk manis yang nggak bisa disebut manis juga karena aku lagi senggugutan :( akunya keburu stresss karena harus ganti dimana, jarak ke rumah warga ternyata jauuuuhhh, dan nggak kenal :( lain cerita kalo tadi bersih, huhuhu

Begitu jam menunjukkan pukul 6 sore, Pak Mugi menyuruhku bergabung ke tenda putri dan mengajak anak - anak makan bekal masing - masing. Suasana mulai gelap, matahari perlahan - lahan tenggelam, di lapangan itu, hanya ada dua tenda dan jaraknya berjauhan, gelapnya minta ampun, sunyi sekali, berasa kemah di hutan belantara, untung hari itu banyak anak - anak yang juga lagi nggak bersih, jadi ada temen jaga tenda ketika yang lain harus pergi sholat.

Selesai sholat, Pak Mugi pamit untuk pulang ke rumah sebentar, Fyi, SP 4 dan Sidodadi itu jaraknya kurang lebih 6 Km, dengan jalan yang susah diakses untuk motor matic. Sewaktu sore Pak Mugi bilang nanti dia mau pulang bentar, aku berasa oke oke aja, tetapi pas hari sudah gelap trus beliau mau pulang, rasanya deg - deg kan, karena aku juga takuuuuuuuuuuuuutttttttt :( tapi malam itu kami biasa - biasa aja, aku heran sama anak - anakku, nggak ada takutnya sama sekali. Usai Maghrib, kami yang tadi jaga tenda permisi gantian untuk ke kamar mandi, aku yang jalan mau ke rumah Kak Supri aja berasa serem - serem gimanaaaaa gitu, tapi dibawa enjoy aja. Usai dari kamar mandi, kembali ke tenda, anak - anak pada duduk - duduk di luar tenda sambil main hape dan bercanda - bercanda, ada juga yang ngaji, malam itu bintangnya banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk sekali, cantik langitnya, asli, nggak ada polusi cahaya sedikitpun, bener - bener lagi di hutan belantara pokoknya.

Malam itu aku menelepon Bu Suci, temennya temenku yang tinggal di SP 4 menanyakan rumahnya dekat nggak sama lapangan ini, kalo dekat mau numpang mandi. Alhamdulillah dekat.

Jam 10 malam, anak - anak ku paksa masuk ke tenda, nggak boleh lagi ada yang diluar. Waktunya tidur. Diantara mereka ada yang ngeyel, alasan belum ngantuk lah, panas lah, tapi demi keamanan, semua harus masuk, itu malam jumat cuy, ini anak - anak pada nggak punya takut memang x_x

Pembinanya penakut -__-
Ketika anak - anak sudah masuk tenda, aku langsung sms Kak Fery. Fery ini alumni Pramuka SMP 2 yang mana di perkemahan kemarin termasuk salah satu orang penting, jadi malam itu dia sudah ada disana. Aku minta tolong buat jagain kompor, kenapa ? Karena baru tenda kami yang hadir, nggak menutup kemungkinan kalau ada yang iseng nyuri kompor, kalo tabung gas sudah kami masukkan ke dalam tenda. 

Malam itu anak - anak ributnya minta ampun. Salah satu anak ada yang disms oleh warga sekitar yang isinya 'kalian hati - hati, di tenda kalian itu angker' dan si anak yang dapet sms membacakannya kuat - kuat, lalu disambut dengan anak - anak lain, 'alaahhhh, bilang, kami nggak takut' pembina putri hanya bisa geleng - geleng kepala, gua takut oiiii. Nggak sampe situ sengaknya mereka ini, ada lagi yang mancing - mancing lagu nina bobo, lalu Wisda bertanya 'asal muasal nina bobo' aku yang pernah baca cerita asal muasal lagu itu langsung marah, gua udah takut ditambah cerita begituan, malam jumat pulak, udah dimarah mereka ceritanya bisik - bisik, ya Allahhhh ampuuuunnnnn. Disitu sebenernya aku udah ngantuk, tapi aku berfikir, kalau aku tidur duluan, terus aku kebangun sendiri nanti malam gimana, trus kalo aku melek terus sama anak - anak, besok anak - anak sakit gimana, sungguh dilema. Akhirnya anak - anak secara perlahan - lahan bisa diem juga, suasana sudah mulai hening (baca: horor), segala macam potongan - potongan film hantu tiba - tiba muncul di kepala, pengen cepat - cepat pagi, aku berhalusinasi gimana ceritanya kalau tiba - tiba denger suara ketawa, kalo suaranya dekat berarti yang ketawa jauh, kalau suaraanya jauh berarti yang ketawa sudah dekat, pembina putrinya mulai berlebihan, tapi ini ku tahan sendiri, takut - takut sendiri, gaessssssss ini bocah - bocah kalo kenapa - kenapa tanggung jawab gueeeeee, panitia hari ini belum tanggung jawab apa - apa, salah siapa matok-in datang duluan :'( sampai akhirnya aku mendengar suara Pak Mugi, huaaaaaaaa rasanya aman sudah, sudah bisa tidur nyenyak. Beberapa menit kemudian juga Fery dan kawan - kawan datang, ditenda dapur rame, aku nggak masalah, merasa aman untuk tidur, tapi tiba - tiba si salah satu anak ada lagi yang betingkah pake acara kebelet 'Wih weeee pengen pipis lo' satu ngomong yang lainnya pun ngikut, total ada 8 anak, ni anak - anak berasa pengen pipis di kamar mandi rumahnya sendiri, ughhhh, aku pura - pura nggak denger, pas mereka keluar tenda, Pak Mugi nanya 'Mau kemana ?' 'Mau pipis pak', 'Bangunin Bu Indah' aaaarghhhhh dan aku langsung bangun dengan mata sedikit ngantuk trus jalan sekitar 30an meter ke kamar mandi warga terdekat, waktu itu jam menunjukkan pukul 01.30 dinihari, dan bocah - bocah sepanjang perjalanan masih cerita yang volumenya macam lagi cerita di kelas saat jam istirahat x_x

Karena mengantri sama temen yang lain, si Wulan yang suaranya cempreng berhasil membangunkan istri Kak Supri. Beliau bangun trus marah - marah ke kami, akunya diem aja, karena emang nggak bisa dibilangin nih cabe - cabean. Ada dua anak lagi yang nggak jadi pipis karena terlanjur males, dan kami semua pulang ke tenda dalam keadaan misuh - misuh abis dimarahin. Mang enak ??

Begitu masuk tenda, aku langsung tidur, bangun - bangun jam 4 pagi langsung pergi ke rumah Suci untuk menumpang mandi. Yah, segini dulu cerita hari pertamanya.

0 comments:

Post a Comment

Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.